Senin, 09 April 2012

RANGKUMAN KESADARAN BERBAHASA


Elis Siti Nurjanah
41032151111028
FKIP Matematika


Bahasa muncul dari ujaran orang seorang. Bahasa merupakan hasil aktivitas manusia, kita wajib meneropong kesadaran manusia agar media komunikasi itu terarah dan terbina. Kesadaran berbahasa itu tercermin pada tanggung jawab, sikap, perasaan, memiliki bahasayang pada gilirannya menimbulkan kemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa.

A.  Pengertian
Menurut hemat penulis,yang dimaksud dengan kesadaran berbahasa ialah sikap seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa dan dengan demikian ia berkemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa itu. Jadi, dengan definisi ini terdapat ciri-ciri :
  • Sikap terhadap bahasa dan berbahasa.
  • Tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa.
  • Rasa ikut memiliki bahasa.
  • Berkemauan membina dan mengembangkan bahasa.
B.  Tanggung Jawab Terhadap Bahasa dan Berbahasa
     Tiap orang menguasai paling sedikit satu bahasa. Orang yang hanya menguasai satu bahasa disebut monolingual. Orang yang menguasai dua bahasa disebut bilingual atau dwibahasawan, sedangkan orang yang menguasai lebih dari dua disebut multilingual. Rakyat Indonesian kebanyakan dwibahasawan, artinya di samping menguasai bahasa ibunya, dia juga menguasai BI.
     Bagi kita di Indonesia, soal BD dan BI tak perlu dipertentangkan. Dua-duanya di jamin dalam UUD 1945. Dua-duanya perlu dibina dan dikembangkan. Bahasa daerah dan BI saling mengisi. Dan setiap orang Indonesia seharusnya berkewajiban memelihara dan mengembangkannya.
     Tiap orang harus disadarkan untuk bertanggung jawab terhadap bahasa ibunya dan bahasa nasionalnya. Ciri orang yang bertanggung jawab terhadap suatu bahasa dan pemakaian bahasa adalah :
  1. Selalu behati-hati menggunakan bahasa.
  2. Tidak merasa senang melihat orang yang mempergunakan bahasa secara serampangan.
  3. Memperingatkan pemakai bahasa kalau ternyata ia membuat kekeliruan.
  4. Tertarik perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan dengan bahasa.
  5. Dapat mengoreksi pemakaian bahasa orang lain.
  6. Berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut.
  7. Bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa.
C.  Sikap Terhadap Bahasa dan Berbahasa
   Tiap bahasa adalah penjelmaan yang unik dari suatu kebudayaan yang unik...(St. Takdir Alisyahbana dalam Amran Halim I. Ed,1976 : 40). Karena bahasa adalah penjelmaan yang unik dari suatu kebudayaan, maka bahasa dipengaruhi oleh pemakai bahasa yang pada dasarnya unik pula.
     Harimukti Kridalaksana (1978 : 98) mengatakan bahwa BI dipergunakan untuk keperluan-keperluan resmi, yaitu dalam :
1.        Komunikasi resmi.
2.        Wacana ilmiah.
3.        Khotbah, ceramah dan kuliah.
4.        Bercakap-cakap dengan orang yang dihormati.

     Kita kembali kepada sikap terhadap bahasa dan berbahasa. Pada bagian B telah diutarakan ciri-ciri orang yang bertanggung jawab terhadap bahasa. Tanggung jawab adalah juga manifestasi dari sikap, dalam hal ini sikap positif. Sehubungan dengan itu, sikap terhadap bahasa dan berbahasa dapat dilihat dari dua segi, yakin :
a.    Sikap positif.
b.    Sikap negatif.

Khusus di Indonesia, bahasa Indonesia dikatakan sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional, sedangkan bahasa daerah dikatakan sebagai lambang kebanggaan dan identitas daerah (lihat Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasiona, Pusat Bahasa : 1976). Sikap terhadap bahasa ditekankan padasegi tanggung jawab dan penghargaan terhadap bahasa, sedangkan sikap berbahasa ditekankan pada kesadaran diri sendiri dalammenggunakan bahasa secara tertib.

D.  Rasa Memiliki Bahasa
   Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa menghilangkan perasaan memiliki bahasa. Maksudnya bahasa sudah dianggap kebutuhan pribadi yang esensial, milik pribadi, dijaga dan diperlihara.
    Bahasa adalah sesuatu yang kita dapat dengan proses belajar yang kemudian harus kita sadari bahwa bahasa itu adalah milik kita. Dengan kesadaran bahasa diharapkan timbul rasa memiliki bahasa. Untuk menanamkan rasa memiliki bahasa, orang harus bertitik tolak dari anggapan bahwa bahasa adalah miliknya pribadi.

E.   Partisipasi dalam Pembinaan Bahasa
    Perasaan memiliki bahasa menimbulkan tanggung jawab dan kegiatan untuk membina bahasa baik melalui kegiatan pribadi atau kegiatan kelompok. Bukti keikutsertaan itu terutama ternyata dari pemakaian bahasa yang terib. Dengan kata lain,usaha pertama-tama sebagai bukti keikutsertaan kita dalam pembinaan bahasa ialah sikap kita kalau sedang menggunakan bahasa. Partisipasi seperti ini penulis namakan partisipasi informal.
    Selain itu, ada partisipasi yang penulis sebut partisipasi formal. Dalam partisipasi formal terlihat usaha kita berupa kegiatan pembinaan melalui pertemuan formal. Tentu tidak semua pemakai bahasa diharapkan berpartisipasi secara formal. Yang diharapakan minimal kita berpartisipasi  secara informal. Dengan penuh kesadaran, kita menggunakan bahasa secara tertib.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar