Minggu, 22 Juli 2012
Minggu, 06 Mei 2012
TUGAS INDIVIDUAL : Guru yang Baik dan Guru yang Hebat
Elis Siti
Nurjanah
41032151111028
Pendidikan
Matematika
GURU
YANG BAIK DAN GURU YANG HEBAT: Apakah bedanya?
Pertanyaan yang tertuang dalam judul di atas antara
lain dapat dijawab dengan memanfaatkan pandangan Mendikbud RI, Muh. Nuh
yang disitir oleh Boy Yendra Tamin ( dalam http://
boyyendratamin.blogspot.com/2011/11/pendidik-profesional- antara-harapan-dan.html
). Menurut Nuh, “Guru yang baik akan menjelaskan sesuatu kepada muridnya
sehingga paham, tetapi guru yang hebat adalah guru yang mampu menginspirasi dan
memotivasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuatu yang baik dengan
kemampuannya sendiri“.
---
---
TUGAS INDIVIDUAL (
untuk peserta perkuliahan Pembelajaran Menulis )
Pahamilah pernyataan Mendikbud itu, kemudian bacalah kelanjutan uraiannya dalam situs yang ditunjuk. Walau wacana itu sudah agak lama, sangat mungkin Anda belum sempat membacanya sampai tuntas, bukan? Usai membacanya, jawablah soal berikut berdasarkan pemahaman Anda terhadap isi wacana tersebut.
Pahamilah pernyataan Mendikbud itu, kemudian bacalah kelanjutan uraiannya dalam situs yang ditunjuk. Walau wacana itu sudah agak lama, sangat mungkin Anda belum sempat membacanya sampai tuntas, bukan? Usai membacanya, jawablah soal berikut berdasarkan pemahaman Anda terhadap isi wacana tersebut.
Selamat membaca, setelah itu berbagilah.
Soal
1.
Identifikasilah :
a)
Ciri-ciri guru yang baik.
Jawab :
Menurut Combs, dkk, dalam Soemanto Wasty (1998), bahwa
ciri-ciri guru yang baik adalah :
- Guru yang mempunyai anggapan bahwa orang lain itu mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah mereka sendiri dengan baik.
- Guru yang melihat bahwa orang lain mempunyai sifat ramah dan bersahabat dan bersifat ingin berkembang.
- Guru cenderung melihat orang lain sebagai orang yang sepatutnya dihargai.
- Guru yang melihat orang-orang dan perilaku mereka pada dasarnya berkembang dari dalam; jadi bukan merupakan produk dari peristiwa-peristiwa eksternal yang dibentuk dan yang digerakkan. Dia melihat orang-orang itu mempunyai kreatifitas dan dinamika; jadi bukan orang yang pasif atau lamban.
- Guru yang melihat orang lain itu dapat memenuhi dan meningkatkan dirinya, bukan menghalangi, apalagi mengancam.
Prof. Dr. Saroj Buasri (1970) berpandangan bahwa
guru-guru yang baik hendaknya mempunyai tiga kualitas besar, yaitu :
- Guru yang baik harus mengajar dengan baik. Pengajaran yang baik berasal dari pengetahuan tentang teknik-teknik pengajaran yang sifatnya ilmiah. Ada komitmen untuk mempersiapkan bahan-bahan belajar dan pengakuan atas perlunya memadukan moralitas dengan pengajaran.
- Guru baik harus terus belajar dan melakukan penelitian untuk pengembangan dan pengetahuannya.
- Guru-guru yang baik harus membantu siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, untuk membantu orang atau masyarakat yang memerlukannya.
b)
Ciri-ciri guru yang hebat.
Jawab :
Ciri guru hebat sebagai
berikut :
- Ucapan dan intonasinya jelas dan mudah dipahami. Siswa langsung menyerap makna dari ucapan guru tanpa harus berpikir lama dan berputar-putar. Ucapan guru tersistem, mantap, dan berterima dengan kejiwaan siswa.
- Bobot keilmuannya sangat dalam dan luas. Sehari-hari, guru hebat mengikuti perkembangan zaman untuk memupuk keluasan keilmuannya. Tren zaman dapat cepat dimaknai oleh guru lalu diolah dengan bahasa guru untuk disajikan ke siswanya.
- Orangnya lugas dan sederhana. Karena yang dihadapi adalah siswa bukan orang dewasa, guru hebat selalu menyampaikan keilmuannya dengan lugas dan mudah diterima siswanya.
- Bersahabat dan peduli. Guru biasa selalu mengambil jarak dengan siswa karena menurutnya wibawa guru akan terbangun. Namun, tidak untuk guru hebat. Guru hebat bersahabat dengan siswanya sehingga terbangun kedekatan yang akan mempermudah berkomunikasi. Wibawa justru dibangun dari persahabatan antara siswa dengan guru.
- Kaya metode dan media. Guru hebat teramat paham kalau siswa itu mudah jenuh, dinamis, dan kreatif. Menurutnya, mengajar harus menyenangkan, dinamis, dan kreatif. Jalan yang harus ditempuh adalah menerapkan pembelajaran dengan multimetode dan multimedia yang sesuai dengan keinginan siswa.
2. Jika diwajibkan memilih, apakah Anda akan
berupaya untuk menjadi “guru yang baik” ataukah ingin menjadi “guru yang
hebat”? Mengapa demikian? Tulislah minimal tiga alasan yang mendasari pilihan Anda itu.
Jawab :
Menjadi guru yang hebat.
Alasannya :
- Agar bisa menjadi inspirasi bagi peserta didik, karena inspirasi dari seorang guru baik secara langsung maupun tidak langsung mampu mengubah pola pikir peserta didik ke arah yang lebih baik.
- Menjadi motivator, untuk membangun semangat peserta didik dalam proses belajar mengajar yang lebih kreatif dan inovatif.
- Menjadi seorang sahabat bagi peserta didik, agar dapat memahami persoalan yang di hadapi oleh peserta didik baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.
3.
Bagaimanakah profil ideal guru Bahasa Indonesia
di era globalisasi ini? Jelaskanlah menurut sudut pandang Anda masing-masing.
Jawab :
- Guru ideal adalah guru yang dapat membagi waktu dengan baik. Dapat membagi waktu antara tugas utama sebagai guru dan tugas dalam keluarga, serta dalam masyarakat.
- Guru ideal adalah guru yang rajin membaca. Membaca tidak terikat waktu, ruang dan tempat. Tidak terikat waktu karena membaca dapat dilakukan kapan saja, bergantung keinginan dan waktu luang.
- Guru ideal adalah guru yang banyak menulis. Menulis juga tidak terikat ruang, waktu dan tempat.
- Guru ideal adalah guru yang gemar melakukan penelitian. Cikal penelitian adalah adanya masalah. Seorang peneliti tidak akan percaya masalah dapat diselesaikan tanpa penelitian.
Setelah membaca uraian di
atas menurut saya guru yang ideal itu bisa mencakup semua bidang, agar dapat
mengerjakan suatu pekerjaan dengan maksimal. Seorang guru tidak hanya berperan dalam dunia pendidikan,
tetapi di dalam masyarakat juga bisa dengan cara memberi contoh-contoh yang
baik dan benar kepada masyarakat sekitar.
4. Adakah manfaat yang Anda peroleh setelah membaca
wacana itu? Jika ada, tulislah semua manfaat yang dapat Anda petik darinya.
Jawab :
Ada, manfaat yang saya peroleh dari bacaan
tersebut :
- Menambah pengetahuan baru.
- Memberi motivasi bagi saya untuk terus belajar.
- Memberikan inspirasi untuk mengajar dengan baik.
- Menciptakan ketertarikan untuk mencari informasi lain mengenai pendidikan.
Daftar
Pustaka
- Nazwadzulfa.2009.”Ciri-ciri Guru Yang Baik dalam Mengelola Pembelajaran”. Tersedia : http://nazwadzulfa.wordpress.com/2009/11/20/untuk-sahabatku-lesdoup/ [5 Mei 2012].
- Dr. suyanto M, Pd.2011.”Ciri-ciri guru yang hebat”. Tersedia : http://garduguru.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-guru-hebat.html [5 Mei 2012].
- Sambas bara.2010.”GURU IDEAL DI ERA GLOBALISASI”. Tersedia : http://www.pelitakarawang.com/2010/04/guru-ideal-di-era-globalisasi.html [ 5 Mei 2012].
Rabu, 11 April 2012
BAHASA INDONESIA Latihan 1
Mata Kuliah : Bahasa
Indonesia
Dosen : Hj. Isna Sulastri, Dra. M. Pd.
Nama : Elis siti Nurjanah
NIM : 41032151111028
Tanggal : 11 April 2012
BAGIAN A
Petunjuk
1. Kerjakanlah soal di bawah ini dengan cara menghitamkan huruf B jika pernyataan yang
terdapat dalam soal, Anda anggap benar
dan hitamkan S jika salah. Contoh jika
jawaban betul: ( B-S ).
2. Jawaban ditulis langsung pada lembar soal ini.
Untuk ini silakan dikopi paste terlebih dahulu.
3. Pengetikan soal ini belum tertata rapi maka rapikanlah dalam blog Anda.
SOAL
1. Tujuan utama perkuliahan Bahasa Indonesia adalah untuk menumbuh kembangkan keterampilan berbahasa mahasiswa, baik lisan atau
pun tulisan ( B - S ).
2. Salah satu upaya menumbuh kembangkan keterampilan berbahasa mahasiswa
adalah dengan menumbuhkan kesadaran berbahasa Indonesianya terlebih
dahulu ( B - S ).
3. Kesadaran berbahasa seseorang tidak dapat dilihat dari tanggung jawab dan sikapnya
terhadap bahasa Indonesia ( B - S).
4. Mahasiswa Program Studi
Matematika tidak perlu memiliki kesadaran berbahasa Indonesia sebab mereka
tidak akan menjadi guru bahasa Indonesia ( B – S ).
5. Membiasakan diri berbahasa
sesuai kaidah bahasa Indonesia terutama di dalam forum-forum resmi, merupakan wujud tanggung jawab seseorang terhadap bahasanya ( B – S ).
6. Menurut Mansoer Pateda,
tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa dapat diwujudkan hanya dalam
bentuk partisipasi formal ( B – S ).
7. Pengguna bahasa yang
berpartisipasi secara formal, biasanya dengan kesadaran sendiri berusaha untuk menjadi peserta aktif dalam setiap kegiatan kebahasaan ( B – S ).
8. Mahasiswa Program Studi
Matematika idealnya berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan bahasa,
minimal dalam bentuk partisipasi formal ( B - S ).
9. Salah satu contoh partisipasi
formal yang dapat dan patut dilakukan mahasiswa Program Studi Matematika
adalah berupaya untuk selalu berhati-hati dalam berbahasa sehingga bahasa
yang digunakannya senantiasa tertib dan terpelihara ( B –
S ).
10. Mampu menghafal kaidah bahasa Indonesia dengan baik tanpa berlatih
mengimplementasikannya belum menjamin seseorang akan menjadi pengguna bahasa
yang baik ( B – S ).
11. Mahasiswa Program Studi Matematika yang sudah berusaha untuk berbahasa
sesuai kaidah bahasa Indonesia dalam forum-forum resmi, merupakan
pertanda bahwa dia sudah memiliki kesadaran berbahasa ( B –
S ).
12. Kalimat efektif biasanya tidak komunikatif ( B
– S ).
13. Kalimat yang ambigu termasuk salah satu contoh kalimat efektif ( B - S )
14. Kalimat ambigu adalah kalimat yang tidak memiliki struktur yang lengkap ( B - S ).
15. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dapat dilihat antara lain dari
keefektifan kalimat serta ketepatan diksi dan ejaannya ( B - S).
BAGIAN B
Petunjuk
Jawablah soal berikut dengan mempergunakan bahasa
Indonesia yang baik dan bernalar karena bahasa jawaban Anda termasuk bagian yang dinilai.
SOAL
Ada
pernyataan yang berbunyi, “Maju mundurnya suatu bahasa sangat ditentukan oleh
kesadaran berbahasa pemakai bahasa itu sendiri”.
1. Setujukan Anda dengan pandangan tersebut? Apa alasannya? Tulislah argumentasi Anda terkait ini dalam satu paragraf.
Jawab :
Setuju, karena bahasa
merupakan identitas suatu bangsa. Jika suatu bangsa tidak mempunyai identitas
berbahasa maka akan terjadi kekacauan. Bahasa merupakan sebuah alat
berkomunikasi baik dengan sesama warga negara Indonesia maupun dengan warga
negara lain.
2. Tulislah minimal lima ciri orang yang memiliki
Kesadaran Berbahasa. Uraikan masing-masingnya dengan singkat.
Jawab :
- Selalu berhati-hati menggunakan bahasa. Seorang pengguna bahasa yang memiliki kesadaran berbahasa akan sangat berhati-hati dalam menggunakan bahasa Indonesia.
- Tidak merasa senang melihat orang yang mempergunakan bahasa secara serampangan. Seseorang yang memiliki kesadaran berbahasa, akan merasa tidak senang apabila bahasa nasionalnya digunakan secara serampangan oleh orang lain.
- Memperingatkan pemakai bahasa kalau ternyata ia membuat kekeliruan. Seorang pengguna bahasa yang memiliki kesadaran berbahasa akan memperingatkan dan memberitahukan tentang kesalahan berbahasa seseorang dan menjelaskan bagaimana seharusnya ia menggunakan bahasa yang baik dan benar.
- Tertarik perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan dengan bahasa. Seorang yang memiliki ciri kesadaran berbahasa akan selalu tertarik dalam hal yang berhubungan dengan berbahasa.
- Dapat mengoreksi pemakai bahasa lain. Seorang yang memiliki kesadaran bahasa pasti mampu mengoreksi pemakai bahasa lain apabila ia melakukan kekeliruan dalam penggunaan bahasa.
- Berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut. Seseorang yang memiliki kesadaran berbahasa pasti akan sangat senang belajar bahasa, maka ia akan berusaha mencari informasi dan mempelajari pengetahuan tentang bahasa tersebut.
- Bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa. Apabila seseorang yang memiliki kesadaran berbahasa menemukan persoalan mengenai bahasa, maka ia akan langsung bertanya kepada ahlinya sehingga persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
3. Sudahkah Anda memiliki kelima ciri tersebut?
Jelaskanlah dengan argumentasi yang bernalar.
Jawab :
Belum, karena saya belum
memilki ciri orang yang mempunyai kesadaran berbahasa. Kadang saya sangat malas
sekali membaca apalagi membaca buku pelajaran, saya menyadari kebiasaan buruk
tersebut sangat tidak baik bagi saya sendiri. Oleh karena itu saya harus
meningkat sedikit demi sedikit keterampilan berbahasa saya, melalui mata kuliah
Bahasa Indonesia.
4. Upaya apakah yang sebaiknya dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa Anda? Jelaskanlah.
Jawab :
Untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa saya yaitu dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia terdapat empat aspek yaitu menyimak , berbicara, membaca , dan
menulis. Dari keempat aspek tersebut, kita dapat mengembangkan keterampilan
berbahasa kita, oleh karena itu kita harus mengembangkan potensi yang ada dalam
diri melalui :
- Belajar menyimak.
- Belajar berbicara sesuai dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar , dapat dilatih dengan cara menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dalam kehidupan sehari-hari baik dalam forum formal maupun informal.
- Membaca, melatih keterampilan kita dalam berbahasa dengan cara banyak membaca buku. Selain menambah ilm pengetahuan, secara tidak langsung membaca juga dapat mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
- Menulis, dengan menulis kita dapat mengembangkan kemampuan berbahasa kita. Karena dengan menulis, kita dapat menciptakan ide-ide baru. Berlatih menulis tidak harus selalu dengan membuat sebuah tulisan karya ilmiah.
Penyusun
Bandung, 27 April 2012
Elis Siti Nurjanah
NIM. 41032151111028
Senin, 09 April 2012
RANGKUMAN KESADARAN BERBAHASA
Elis Siti Nurjanah
41032151111028
FKIP Matematika
Bahasa muncul dari ujaran orang seorang. Bahasa merupakan hasil aktivitas
manusia, kita wajib meneropong kesadaran manusia agar media komunikasi itu
terarah dan terbina. Kesadaran berbahasa itu tercermin pada tanggung jawab,
sikap, perasaan, memiliki bahasayang pada gilirannya menimbulkan kemauan untuk
ikut membina dan mengembangkan bahasa.
A. Pengertian
Menurut hemat penulis,yang dimaksud dengan kesadaran berbahasa ialah sikap
seseorang baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertanggung
jawab sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa dan dengan demikian ia
berkemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa itu. Jadi, dengan
definisi ini terdapat ciri-ciri :
- Sikap terhadap bahasa dan berbahasa.
- Tanggung jawab terhadap bahasa dan berbahasa.
- Rasa ikut memiliki bahasa.
- Berkemauan membina dan mengembangkan bahasa.
B. Tanggung Jawab Terhadap
Bahasa dan Berbahasa
Tiap orang menguasai paling
sedikit satu bahasa. Orang yang hanya menguasai satu bahasa disebut
monolingual. Orang yang menguasai dua bahasa disebut bilingual atau
dwibahasawan, sedangkan orang yang menguasai lebih dari dua disebut
multilingual. Rakyat Indonesian kebanyakan dwibahasawan, artinya di samping
menguasai bahasa ibunya, dia juga menguasai BI.
Bagi kita di Indonesia, soal BD
dan BI tak perlu dipertentangkan. Dua-duanya di jamin dalam UUD 1945.
Dua-duanya perlu dibina dan dikembangkan. Bahasa daerah dan BI saling mengisi.
Dan setiap orang Indonesia seharusnya berkewajiban memelihara dan
mengembangkannya.
Tiap orang harus disadarkan untuk
bertanggung jawab terhadap bahasa ibunya dan bahasa nasionalnya. Ciri orang
yang bertanggung jawab terhadap suatu bahasa dan pemakaian bahasa adalah :
- Selalu behati-hati menggunakan bahasa.
- Tidak merasa senang melihat orang yang mempergunakan bahasa secara serampangan.
- Memperingatkan pemakai bahasa kalau ternyata ia membuat kekeliruan.
- Tertarik perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan dengan bahasa.
- Dapat mengoreksi pemakaian bahasa orang lain.
- Berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut.
- Bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa.
C. Sikap Terhadap Bahasa dan
Berbahasa
Tiap bahasa adalah penjelmaan yang unik dari suatu kebudayaan
yang unik...(St. Takdir Alisyahbana dalam Amran Halim I. Ed,1976 : 40). Karena
bahasa adalah penjelmaan yang unik dari suatu kebudayaan, maka bahasa dipengaruhi
oleh pemakai bahasa yang pada dasarnya unik pula.
Harimukti Kridalaksana (1978 :
98) mengatakan bahwa BI dipergunakan untuk keperluan-keperluan resmi, yaitu
dalam :
1.
Komunikasi resmi.
2.
Wacana ilmiah.
3.
Khotbah, ceramah dan kuliah.
4.
Bercakap-cakap dengan orang yang dihormati.
Kita kembali kepada sikap
terhadap bahasa dan berbahasa. Pada bagian B telah diutarakan ciri-ciri orang
yang bertanggung jawab terhadap bahasa. Tanggung jawab adalah juga manifestasi
dari sikap, dalam hal ini sikap positif. Sehubungan dengan itu, sikap terhadap
bahasa dan berbahasa dapat dilihat dari dua segi, yakin :
a. Sikap positif.
b. Sikap negatif.
Khusus di Indonesia, bahasa Indonesia dikatakan
sebagai lambang kebanggaan dan identitas nasional, sedangkan bahasa daerah
dikatakan sebagai lambang kebanggaan dan identitas daerah (lihat Hasil
Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasiona, Pusat Bahasa : 1976). Sikap terhadap
bahasa ditekankan padasegi tanggung jawab dan penghargaan terhadap bahasa,
sedangkan sikap berbahasa ditekankan pada kesadaran diri sendiri
dalammenggunakan bahasa secara tertib.
D. Rasa Memiliki Bahasa
Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa menghilangkan
perasaan memiliki bahasa. Maksudnya bahasa sudah dianggap kebutuhan pribadi
yang esensial, milik pribadi, dijaga dan diperlihara.
Bahasa adalah sesuatu yang kita dapat dengan proses
belajar yang kemudian harus kita sadari bahwa bahasa itu adalah milik kita.
Dengan kesadaran bahasa diharapkan timbul rasa memiliki bahasa. Untuk
menanamkan rasa memiliki bahasa, orang harus bertitik tolak dari anggapan bahwa
bahasa adalah miliknya pribadi.
E. Partisipasi dalam Pembinaan
Bahasa
Perasaan memiliki bahasa menimbulkan tanggung jawab dan
kegiatan untuk membina bahasa baik melalui kegiatan pribadi atau kegiatan
kelompok. Bukti keikutsertaan itu terutama ternyata dari pemakaian bahasa yang
terib. Dengan kata lain,usaha pertama-tama sebagai bukti keikutsertaan kita
dalam pembinaan bahasa ialah sikap kita kalau sedang menggunakan bahasa.
Partisipasi seperti ini penulis namakan partisipasi informal.
Selain itu, ada partisipasi yang penulis sebut
partisipasi formal. Dalam partisipasi formal terlihat usaha kita berupa
kegiatan pembinaan melalui pertemuan formal. Tentu tidak semua pemakai bahasa
diharapkan berpartisipasi secara formal. Yang diharapakan minimal kita
berpartisipasi secara informal. Dengan penuh kesadaran, kita menggunakan
bahasa secara tertib.
Langganan:
Postingan (Atom)